Pages

THE END (happy ending story) part 1


"Kini aku sadar, aku bukan Zha yang dulu lagi.
Melainkan Zha, yang telah bangkit dari keterpurukan"




"Woey Zha!!!" teriak Dira di telingaku yang kelewat keras itu membuyarkan lamunanku. Suaranya yang bergema di telingaku, membuatku tersentak seketika. "Apa-apaan sih lo! Ngagetin orang aja, pelanin dikit napa?" jawabku kesal. "Abisnya lo juga sih kerjaannya ngelamun mulu". Dira membalas dengan tajam. Seakan-akan aku sudah terlalu sering melamun, sampai-sampai orang disekitarku merasa terusik dengan kebiasaanku yang sangat membosankan. "Emang kenapa? Lo ngiri? Hahh?!" tanyaku sambil mencondongkan badanku ke arah Dira yang sedang tersenyum lebar. "Idih, ngapain ngiri?! Kayak nggak ada kerjaan aja. Emang yang bisa lo lakuin cuma ngelamun terus?" jawab Dira dengan nada sedikit menyindir dengan suara serak-serak basahnya yang khas itu padaku. "Enak aja lo! Emang lo yang bisanya ngegosip gak jelas itu! Yaudahlah daripada kita ngeributin hal gak jelas ini, mending kita pergi ke kantin yuk", ajakku sambil tersenyum untuk meredakan sedikit hawa panas diantara kami. "oke, gue setuju. Buruan udah laper ni!" jawab Dira penuh semangat. Kami berdua segera menuju ke kantin dan berharap tak usah mengantri terlalu lama lagi. Sesampainya di kantin, kami bersyukur kantin hari ini tidak terlalu ramai seperti biasanya. Walaupun udara tidak jauh berbeda pengapnya dari biasanya di kota Jakarta yang penuh sesak ini. Kamipun segera mengantri dan segera mengambil menu makan siang hari ini. Aku cukup mengambil satu potong roti isi daging ukuran sedang, sebotol susu dan buah apel. Hari ini menuku berbeda dari hari biasanya yang seporsi menu lengkap plus buah apel segar. Hari ini aku makan sedikit, karena aku terlalu kenyak untuk makan banyak sekarang. Baru saja setelah menaruh nampan di atas meja, terdengar suara pengumuman dari speaker. "Panggilan untuk siswi Zhahara Varera Michael Thomson dimohon segera menuju ruang kepala sekolah, atas perhatiannya diucapkan terimakasih", bunyi dari pengumuman itu. "apa-apaan sih, masak jam segini udah dipanggil. Kayaknya belum waktunya deh" gerutuku kesal. "Itulah nggak enaknya jadi murid idaman", celetuk seorang anak laki-laki yang berada di sebelah meja kami."Yang benar saja, baru saja aku merilekskan otakku sejenak sudah dipanggil untuk mengerjakan soal-soal rumit setingkat S1-S2 itu", pikirku. "Buruan Zha, ntar telat lho!" kata Dira mengingatkan. "Iya-iya, bentar napa ni juga udah cepet kok" jawabku sambil memakan roti isi dan meminum sebotol susu itu. "Duluan ya Dir, gue tinggal dulu. See you..."sambil bergegas aku berlari meninggalkan kantin. "Good luck ya Zha!" teriak Dira yang masih bisa kudengar. Aku berlari sambil tersenyum kecil, rasanya aku bertambah semangat setelah mendengar kata-kata Dira tadi. Aku berlari sekuat tenaga, dan akhirnya sampailah aku di depan ruang kepala sekolah. "Permisi", sambil mengetuk pintu aku menunggu jawaban. "Masuk", kata Bu Mila wali kelasku yang kebetulan ada di ruang kepala sekolah. "Anda memanggil saya?" tanyaku sambil melirik Bu Mira dan Bapak Kepala Sekolah bergantian. "Ya, benar sekali. Kemari dan duduklah Zha", jawab Pak Jake selaku kepala sekolah di SMA Bina Nusantara Raya. "Mungkin kamu akan sedikit terkejut dengan apa yang telah kami dapati". Kata Pak Jake yang membuatku penasaran. "Apa maksud anda?"jawabku penasaran. "Lihatlah siapa yang datang." Seketika aku kaget bukan main, rasanya suara itu familier di telingaku, dengan cara bicaranya yang kebule-bulean. Suara itu, suara orang yang sudah lama sekali kurindukan, orang yang selama ini ingin kutemui.

to be continued.....

0 komentar:

Posting Komentar