Pages

THE END (happy ending story) part 2

Aku menoleh perlahan-lahan setengah tidak percaya dengan apa yang akan segera kudapati. Benar saja, ternyata firasatku benar. "Dad..." teriakku sambil memeluk ayah tercintakku yang selama 5 tahun ini kurindukan. terakhir kali aku bertemu dengannya saat aku megunjunginya di New York ketika ia sedang menjalankan tugasnya sebagai dokter disana. "Sedang apa dad disini?" tanyaku sambil memandang ayahku lekat-lekat. "Dad kesini karena rindu padamu sayang". Jawab dad sambil tersenyum. "Aku juga rindu sekali denganmu, Dad". Jawabku sambil memeluknya dengan erat. Di sudut lain Pak Jake dan Bu Mila memandangi kami dengan haru. Maklum semenjak Mom dan Dad berpisah aku jarang bertemu Dad. Karena aku tinggal bersama Mom di Jakarta sedangkan Dad tinggal di Inggris. Jarak yang sangat jauh itulah yang membuatku jarang bertemu dengannya. Walaupun kami sering berkomunikasi, baik lewat email atau telepon. Betapa bahagianya aku sekarang.

“Teng...teng...teng...” bel tanda sekolah telah usai berbunyi. Seluruh siswa berhamburan keluar dan bergegas pulang. Aku dan ayahku berjalan beriringan di sepanjang koridor dari ruang kepala sekolah menuju ruang kelasku. Semua anak-anak melihat ke arah kami. Mungkin mereka heran siapa orang asing yang menggandeng tanganku. Pantaslah mereka heran, karena mereka pasti belum pernah bertemu dengan ayahku yang seorang kulit putih ini. “Siapa laki-laki itu? Apa dia ayah Zha si ‘primadona’ sekolah kita?” bisik salah satu dari mereka dengan suara samar-samar. “Pasti itu ayahnya, lihat deh dari ujung kaki sampe ujung kepala mirip banget kan? Denger-denger juga, ayahnya Zha itu orang London gitu”. Jawab salah satu temannya. Ya, memang benar aku dan ayahku kelewat mirip. Setidaknya banyak yang bilang begitu. Ayahku berambut pirang sedangkan aku agak kecoklatan. Ayahku bermata coklat bening sama dengan warna mataku dan kulitku sama seperti ayahku, putih berseri. Memang banyak kesamaan antara aku dan ayahku.
Tak terasa kami sudah hampir sampai. “Dimana kelasmu sayang?” tanya Dad pelan. “Ada disebelah sana, tak jauh dari sini”. Jawabku sambil menunjuk ruangan tengah yang jelas terlihat lebih besar dari kelas lainnya. “Yang ini?” tanya Dad sekali lagi setelah sampai di ambang pintu kelasku. “Ya, benar sekali Dad” jawabku memujinya. “Hmm, kau masuk kelas istimewa sayang?” tanya Dad setelah membaca papan bertuliskan ‘Internasional Class’ yang dipasang tepat diatas kelasku. “Yeah, well...seperti yang dad harap bukan?” celetusku ambil melirik padanya. Dad membalasku dengan senyuman. Di dalam kelas aku melihat Dira tersenyum padaku. Akupun membalas senyumnya dan berjalan menghampirinya. “Hei, gue denger bokap lo pulang ya?” tanya Dira penasaran sambil mengerling padaku. “Tau dari mana lo?” jawabku, berusaha menjaga agar nadaku tetap normal. “Kata anak-anak tadi lo jalan bareng sama bule gitu” jawab Dira antusias. “Yeah, bokap gue pulang karna dia kangen sama gue” celetusku. “:So, tadi lo dipanggil gara-gara bokap lo kesini?” tanya Dira keheranan. “Yup, bener banget. Yaudah kalo gitu gue mau pulang dulu. Kasihan dad nunggunya lama. Bye Dira, ntar gue telpon ya, ok?!” jawabku mengakhiri obrolan kami. “Emang dasar nasib gue, selalu aja sdicampakkan alias ditinggal gitu aja” gerutu Dira kesal. Kata-kata itu membuatku tersenyum kecil, lalu aku menengok kearahnya. “Dira cantik! Jangan marah dong. Lain kali pasti nggak akan gue tinggal kok, ok” teriakku pada Dira. “Ahh, lo Zha paling bisa deh buat gue seneng” jawab Dira sambil tersenyum padaku. “Ok gue janji. Gue balik dulu ya, lo juga cepetan pulang sana! Bye” jawabku sambil melangkah pergi ke tempat Dad menungguku. “Ok, hati-hati ya, jangan lupa telpon gue nanti, ok?!” teriak Dira. “Sip deh” jawabku sambil mengacungkan ibu jariku padanya.
Sambil membawa tasku, aku menuju ketempat dimana Dad menungguku. Aku berjalan berirngan dengannya. Aku sudah tidak sabar untuk segera pulang ke rumah, inginku melihat bagaimana respon mom saat tahu dad datang mengunjunginya. Kami berjalan menuruni tangga dan koridor. “Sekolahmu cukup luas, apa kamu senang bersekolah disini sayang?” tanya Dad padaku. “Yeah, aku suka sekali sekolah disini. Semua orang  disini ramah padaku” jawabku meyakinkannya. “Syukurlah kalau begitu” jawab Dad lega. Disepanjang perjalanan kami asyik mengobrol dengan santainya. Seperti baru saja bertemu dengan kawan lama, kami membicarakan banyak hal dengan topik yang berbeda-beda pula. Hingga tak terasa kami sudah sampai di rumah.kami bergegas turun dari mobil, aku berlari kecil dan Dad mengikutiku di belakang. Akupun membuka pintu dan berteriak “Mom, lihat siapa yang datang!”. Sontak ibuku berlari ke ruang tengah. “Siapa sayang?” tanya mom. “Lihatlah!” pintaku padanya. Mom kaget bukan main melihat Dad berdiri di ambang pintu. “Mike” gumam Mom. Mom berlari menuju tempat Dad berdiri dan memeluknya erat. Tersirat kegembiraan yang sangat besar di wajah Mom hingga meneteskan air mata. “Aku merindukanmu” kata Mom sambil menangis. “Jangan menangis, aku juga selalu merindukanmu” jawab Dad sambil mengusap airmata Mom yang mengucur deras. Aku tahu Mom dan Dad masih saling mencintai dan mereka juga berpisah secara baik-baik. Mom sudah lama merindukan Dad, aku tahu itu. Begitu juga dengan Dad yang sangat merindukan kami berdua. Aku tak tahu sudah berapa lama kami tidak bisa berkumpul seperti ini.
Setelah makan malam aku bergegas menelepon Dira dan aku menceritakan semua hal yang kualami hari ini. Tak kusangka setelah kupikir-pikir kepedihan yang sempat kualami dulu akibat perceraian orangtuaku kini sudah berakhir. Walaupun masih menyisakan sedikit luka dihatiku. Meskipun tak sesempurna dulu, kini aku akan mencoba menjalani hidup ini lebih baik lagi dengan penuh ketegaran. Aku tak mau menengok ke belakang lagi, karena itu semua hanya akan melukai hatiku. Mempersulit keadaanku yang mencoba bangkit dari keterpurukan di masa lampau. Mulai sekarang aku bertekad untuk terus melangkah maju menyonsong masa depanku yang cerah. Menatap dengan penuh harap, karena disini ada orangtuaku, orang-orang yang aku cintai dan sampai kapanpun mereka akan selalu ada untukku, mereka akan selalu mendukungku, memberikan semua yang terbaik bagiku.
~END~

original post by: yoyos

0 komentar:

Posting Komentar